jual
rumah bandung |
jual rumah bandung - Selamat Tinggal Milenial, Selamat Datang Gen Z
milenial beli rumah
RumahCom – Ini cerita tentang Marko Hadi Irawan, bermunculan tahun 1998. Ia ialah angkatan kesatu Generasi Z yang adalahgenerasi post millennials, yang lahir ketika tempaan krisis akhir 90-an mendera dunia tergolong Indonesia.
Ingat krismon? Nah, ketika inilah generasi The Children of The X lahir. Masa kecilnya terjadi ketika internet boom kesatu kali, yang karenanya mereka pun tidak jarang disebut Net Generation.
Mengapa Marko dan angkatannya urgen di tahun 2019? Karena tahun ini mereka berusia 21 tahun yang dengan kata lain sudah dapat mengambil KPR melewati bank.
Secara hukum mereka sudah dirasakan cakap beraksi atas nama diri sendiri: bekerja, berpenghasilan, menabung, berinvestasi, dan mengelola hutang. Inilah saatnya Gen Z telah harus membina relasi yang sehat antara dirinya dengan uang.
“Sambil berkuliah, ketika ini saya pun bekerja di sebuah perusahaan berbasis online. Saya punya pendapatan setara Upah Minimum Regional (UMR), dan tidak jarang kali menguatkan diri guna menyisihkan paling tidak Rp500 ribu masing-masing bulan untuk tabungan,” ujar Marko
Ia mengakui, destinasi dari simpanan yang ada ketika ini ialah untuk menikah, sambil menuntaskan studi dua tahun lagi. “Tantangan semakin hari semakin banyak. Jadi sebagai Gen Z, saya mesti pandai memprioritaskan sesuatu. Kalau tidak demikian, bagaimana saya mewujudkan sekian banyak impian?” katanya lagi.
Baca juga: Hobi Jalan-Jalan, Rumah Sudah Punya Belum?
Pasca menikah, Marko berencana untuk melakukan pembelian rumah. Sebab targetnya, melulu menumpang di lokasi tinggal mertua selama setahun saja.
Berangkat dari cerita Marko, telah waktunya Gen Z mempraktikkan 10-20-30-40 alias 10% dana darurat, 20% simpanan dan investasi, 30% hutang produktif, 40% keperluan hidup. Lihat proporsinya bahwa mulai dengan dana terpaksa dan tabungan, bukan sebaliknya.
Porsi itu penting supaya terbiasa memperhitungkan di mula dan bukan dari saldo gaji. “Jujur saja bahwa ‘menabung dari saldo gaji’ jarang terwujud sebab sering tak terdapat sisanya kan?” ujar Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com.
Mau beli rumah? Berikut ialah video petunjuk yang dapat Anda jadikan patokan untuk memahami waktu sangat tepat guna beli rumah.
(Cek Rumah.com Property Index untuk menggali tahu tren eskalasi harga lokasi tinggal per kuartal di sekian banyak lokasi favorit)
Untuk Gen Z yang baru mengawali hidup mandiri, pemahaman finansial sejak mula menjadi paling penting. Saat karir dan penghasilan meningkat, mendasar yang powerful akan menolong mereka mengelola relasi yang sehat dengan uang.
Terkait hunian, laksana apa lokasi tinggal yang sesuai untuk Gen Z?
Minimalis: desain yang simpel dan mempunyai tingkat fungsional tinggi tentu menjadi pilihan. Bukan melulu hemat tempat, pemeliharaannya juga mudah.
Compact: lokasi tinggal ukuran 60m2 untuk ketika ini tentu paling lazim, bahkan dapat tampil cantik. Bagaimana dengan lokasi tinggal ukuran 100m2? Akan mendarat saatnya bila nanti butuh ruang lebih besar.
Akses: terbit rumah jalan kaki ke stasiun MRT laksana di Singapura? Bisa! Direncanakan mulai Maret 2019 ini MRT Jakarta bakal mulai beroperasi guna umum.
Realistis: siapa yang tak hendak punya lokasi tinggal luas dengan halaman belakang, tetapi apa daya kantong tak sampai. It’s ok. Rumah tapak mungil yang estetis di pinggir kota, sekitar masih tercapai transportasi umum, dapat jadi pilihan. Masih hendak di tengah kota? Apartemen jenis Studio atau 1BR pun mumpuni. Toh, penghuninya punya akses tak terbatas ke ruang hijau dan kemudahan lainnya.
Pembiayaan fleksibel: pekerja sektor informal telah ada KPR-nya sendiri. Yang penting, masing-masing mendapat honor kerjaan ditabung, karena tersebut akan dianggarkan dalam nilai kelayakan KPR.
(Cek di sini guna simulasi angsuran rumah idaman perbulannnya lewat kalkulator KPR dari Rumah.com)
Bagaimana dengan Milenial?
Sejak William Strauss mencantumkan nama guna generasi yang merasakan masa dewasa di tahun 2000-an, istilah Generasi Milenial menjangkau popularitasnya. Mereka yang secara umum dilafalkan lahir pada mula 1980-an sampai akhir 1990-an, ketika ini telah menginjak usia 30-an akhir atau paling tidak nyaris seperempat abad.
Usia yang sudah nyaris meninggalkan masa dewasa muda dan menginjak masa mapan. Generasi yang familiar dengan kegandrungannya jalan-jalan dan making impact ini telah saatnya tak main-main lagi dengan hidup mereka.
Pilihan hidup, karir, dan pasti saja pengelolaan finansial yang benar telah menjadi keharusan yang patut dipunyai oleh yang sudah sepenuhnya dewasa.
Usia 30-an yang matang guna Milenial ialah saatnya hidup pun teratur dengan baik. Sebagian bahkan barangkali sudah waktunya mengerjakan penataan ulang KPR-nya.
Jangan lupa, KPR itu dapat Top Up dan Take Over seiring dengan penambahan nilai aset properti dan ruang utang dari penambahan pendapatan.
Simak juga: Kiat Pasti Beli Rumah Oper Kredit
Untuk informasi, andai mengacu pada data Rumah.com Property Index dan data nasional, pasar properti nasional di tahun 2019 bakal lebih positif, melanjutkan tren yang sudah terbentuk sepanjang 2018.
Hal yang butuh diantisipasi ialah Hari Raya Idul Fitri yang berdampingan dengan peristiwa politik (Pemilihan Presiden 2019).
Terkait bakal adanya tren penambahan suku bunga, maka pengaturan ulang hutang patut dipertimbangkan guna kesehatan finansial yang lebih baik. Demikian pula bila membutuhkan ruang yang lebih banyak untuk keluarga, lokasi tinggal seken yang bertempat lebih ke tengah kota dapat jadi pilihan. Bagaimana teknik KPR lokasi tinggal bekas?
“Bagimana dengan halnya Milenial yang masih suka jalan-jalan? Just make sure you have a home when you come back from your adventure. So, pulang ke kisah Marko, selamat datang Gen Z ke dunia KPR. Kuasai pengelolaan finansial dengan baik. Kesuksesan masa mendatang sepenuhnya tergantung di tangan anda masing-masing.
milenial beli rumah
RumahCom – Ini cerita tentang Marko Hadi Irawan, bermunculan tahun 1998. Ia ialah angkatan kesatu Generasi Z yang adalahgenerasi post millennials, yang lahir ketika tempaan krisis akhir 90-an mendera dunia tergolong Indonesia.
Ingat krismon? Nah, ketika inilah generasi The Children of The X lahir. Masa kecilnya terjadi ketika internet boom kesatu kali, yang karenanya mereka pun tidak jarang disebut Net Generation.
Mengapa Marko dan angkatannya urgen di tahun 2019? Karena tahun ini mereka berusia 21 tahun yang dengan kata lain sudah dapat mengambil KPR melewati bank.
Secara hukum mereka sudah dirasakan cakap beraksi atas nama diri sendiri: bekerja, berpenghasilan, menabung, berinvestasi, dan mengelola hutang. Inilah saatnya Gen Z telah harus membina relasi yang sehat antara dirinya dengan uang.
“Sambil berkuliah, ketika ini saya pun bekerja di sebuah perusahaan berbasis online. Saya punya pendapatan setara Upah Minimum Regional (UMR), dan tidak jarang kali menguatkan diri guna menyisihkan paling tidak Rp500 ribu masing-masing bulan untuk tabungan,” ujar Marko
Ia mengakui, destinasi dari simpanan yang ada ketika ini ialah untuk menikah, sambil menuntaskan studi dua tahun lagi. “Tantangan semakin hari semakin banyak. Jadi sebagai Gen Z, saya mesti pandai memprioritaskan sesuatu. Kalau tidak demikian, bagaimana saya mewujudkan sekian banyak impian?” katanya lagi.
Baca juga: Hobi Jalan-Jalan, Rumah Sudah Punya Belum?
Pasca menikah, Marko berencana untuk melakukan pembelian rumah. Sebab targetnya, melulu menumpang di lokasi tinggal mertua selama setahun saja.
Berangkat dari cerita Marko, telah waktunya Gen Z mempraktikkan 10-20-30-40 alias 10% dana darurat, 20% simpanan dan investasi, 30% hutang produktif, 40% keperluan hidup. Lihat proporsinya bahwa mulai dengan dana terpaksa dan tabungan, bukan sebaliknya.
Porsi itu penting supaya terbiasa memperhitungkan di mula dan bukan dari saldo gaji. “Jujur saja bahwa ‘menabung dari saldo gaji’ jarang terwujud sebab sering tak terdapat sisanya kan?” ujar Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com.
Mau beli rumah? Berikut ialah video petunjuk yang dapat Anda jadikan patokan untuk memahami waktu sangat tepat guna beli rumah.
(Cek Rumah.com Property Index untuk menggali tahu tren eskalasi harga lokasi tinggal per kuartal di sekian banyak lokasi favorit)
Untuk Gen Z yang baru mengawali hidup mandiri, pemahaman finansial sejak mula menjadi paling penting. Saat karir dan penghasilan meningkat, mendasar yang powerful akan menolong mereka mengelola relasi yang sehat dengan uang.
Terkait hunian, laksana apa lokasi tinggal yang sesuai untuk Gen Z?
Minimalis: desain yang simpel dan mempunyai tingkat fungsional tinggi tentu menjadi pilihan. Bukan melulu hemat tempat, pemeliharaannya juga mudah.
Compact: lokasi tinggal ukuran 60m2 untuk ketika ini tentu paling lazim, bahkan dapat tampil cantik. Bagaimana dengan lokasi tinggal ukuran 100m2? Akan mendarat saatnya bila nanti butuh ruang lebih besar.
Akses: terbit rumah jalan kaki ke stasiun MRT laksana di Singapura? Bisa! Direncanakan mulai Maret 2019 ini MRT Jakarta bakal mulai beroperasi guna umum.
Realistis: siapa yang tak hendak punya lokasi tinggal luas dengan halaman belakang, tetapi apa daya kantong tak sampai. It’s ok. Rumah tapak mungil yang estetis di pinggir kota, sekitar masih tercapai transportasi umum, dapat jadi pilihan. Masih hendak di tengah kota? Apartemen jenis Studio atau 1BR pun mumpuni. Toh, penghuninya punya akses tak terbatas ke ruang hijau dan kemudahan lainnya.
Pembiayaan fleksibel: pekerja sektor informal telah ada KPR-nya sendiri. Yang penting, masing-masing mendapat honor kerjaan ditabung, karena tersebut akan dianggarkan dalam nilai kelayakan KPR.
(Cek di sini guna simulasi angsuran rumah idaman perbulannnya lewat kalkulator KPR dari Rumah.com)
Bagaimana dengan Milenial?
Sejak William Strauss mencantumkan nama guna generasi yang merasakan masa dewasa di tahun 2000-an, istilah Generasi Milenial menjangkau popularitasnya. Mereka yang secara umum dilafalkan lahir pada mula 1980-an sampai akhir 1990-an, ketika ini telah menginjak usia 30-an akhir atau paling tidak nyaris seperempat abad.
Usia yang sudah nyaris meninggalkan masa dewasa muda dan menginjak masa mapan. Generasi yang familiar dengan kegandrungannya jalan-jalan dan making impact ini telah saatnya tak main-main lagi dengan hidup mereka.
Pilihan hidup, karir, dan pasti saja pengelolaan finansial yang benar telah menjadi keharusan yang patut dipunyai oleh yang sudah sepenuhnya dewasa.
Usia 30-an yang matang guna Milenial ialah saatnya hidup pun teratur dengan baik. Sebagian bahkan barangkali sudah waktunya mengerjakan penataan ulang KPR-nya.
Jangan lupa, KPR itu dapat Top Up dan Take Over seiring dengan penambahan nilai aset properti dan ruang utang dari penambahan pendapatan.
Simak juga: Kiat Pasti Beli Rumah Oper Kredit
Untuk informasi, andai mengacu pada data Rumah.com Property Index dan data nasional, pasar properti nasional di tahun 2019 bakal lebih positif, melanjutkan tren yang sudah terbentuk sepanjang 2018.
Hal yang butuh diantisipasi ialah Hari Raya Idul Fitri yang berdampingan dengan peristiwa politik (Pemilihan Presiden 2019).
Terkait bakal adanya tren penambahan suku bunga, maka pengaturan ulang hutang patut dipertimbangkan guna kesehatan finansial yang lebih baik. Demikian pula bila membutuhkan ruang yang lebih banyak untuk keluarga, lokasi tinggal seken yang bertempat lebih ke tengah kota dapat jadi pilihan. Bagaimana teknik KPR lokasi tinggal bekas?
“Bagimana dengan halnya Milenial yang masih suka jalan-jalan? Just make sure you have a home when you come back from your adventure. So, pulang ke kisah Marko, selamat datang Gen Z ke dunia KPR. Kuasai pengelolaan finansial dengan baik. Kesuksesan masa mendatang sepenuhnya tergantung di tangan anda masing-masing.
Posting Komentar